Sungchan membanting pintu kamarnya keras apalagi saat di perjalanan pulang tadi ayahnya terus menerus mengoceh soal kesalahannya yang sebenarnya omega itu yang mulai memancing sisi alphanya. Ia sama sekali tidak sadar ternyata telah menyakiti chenle sampai begitunya.
Semua barang dijatuhkan berserakan sampai keadaan kamar berubah menjadi hancur bak kapal pecah. Sungchan benar-benar emosi saat ini. Mengapa takdir menulis nasibnya sebagai seorang alpha yang sangat mencintai seorang omega yang bahkan tidak mencintainya.
Ia yakin soal perasaannya tapi tidak yakin dengan takdirnya. Ah.. pusing!
Pintu kamarnya dibuka perlahan, menampilkan shotaro dengan nampan berisi segelas teh hangat. Laki-laki itu melihat keseluruhan kamar yang tadi pagi dibersihkannya dengan hati dan niat mendadak dihancurkan hanya dengan waktu 2 menit saja. Shotaro membanting nampan ditangannya pada sebuah meja disamping pintu tempatnya berdiri, berniat mengoceh panjang lebar tapi tidak jadi
Karena mendadak alpha itu memeluknya erat, terlalu erat sampai menyakitkan. Kalimat amarah yang awalnya tersimpan di kepala mendadak buyar semuanya. Otaknya mendadak hilang fungsi untuk berfikir. Ya, seperti inilah mengapa bisa beta itu menaruh perasaan pada alpha yang sedang menangis di bahunya. Hampir 20 tahun bersama ternyata cukup banyak hal juga shotaro tentang sungchan yang hidup dibawah kendali bundanya. Dimulai dari sekolah, pekerjaan sampai perjodohan tapi sangat disayangkang shotaro bahwa sungchan benar-benar semangat mengikuti perjodohan ini
Katanya sih, karena chenle itu cinta pertamanya
“bangsat bangsat!” sungchan berulang kali menggumamkan kalimat itu, sampai shotaro melepas paksa pelukannya. Menatap sungchan dengan alis tertekuk
“lo ngatain gue? Udah main peluk aja bukannya dikasi duit malah dikatain. Ada adab lo gitu?” shotaro hendak berjalan ke arah barang-barang yang sengaja dibuat berantakan oleh tuannya, namun mendadak tangannya dicengkram kuat dan dilempar ke kasur. Matanya membola menatap sungchan yang mengunci pintunya cepat.
“lo mau apain gue anjing?” shotaro menutup dadanya dengan kedua tangan, memperlihatkan wajah terkejut yang dibuat-buat. Sungchan hanya tertawa kecil sambil mendorong tubuh shotaro agar tertidur sementara dirinya lanjut memeluknya sambil tertidur disebelahnya.
“ga diapain, cuman mau peluk. Lo tidur lagi disini ya” ucap sungchan, suaranya teredam di bahunya. Memang sialan alpha yang satu ini. Memang kelakuannya yang seperti ini tidak menyebabkan serangan jantung mendadak, hah?
“ogah, minggir lo. Terakhir lo ngelakuin ini bunda lo marah ke gue—”
“itu kenapa gue kunci pintunya, taro taro”
SIALANNNNNN! ENYAH AJA LO PARK SUNGCHAN, begitu suara berisik hati shotaro.
“kenapa chenle ga bisa nerima gue ya? Lo tau ga alasannya kenapa... gue harus apalagi ya?” pertanyaan bertubi-tubi terus dilontarkan alpha itu. Wajahnya menatap shotaro yang melihat ke arah langit-langit kamarnya. Shotaro berdehem sebentar.
“lo ga capek apa? Lo harus tau kalau beberapa manusia hadir di hidup lo itu ga bisa semuanya selamanya menetap even entah lo yang bertemu duluan atau lo yang jatuh cinta duluan” ucap shotaro dengan membuat gestur seperti berfikir. Sungchan menatap lain sisi, ia mulai berfikir akan sesuatu.
”... Kalau takdirnya bukan ditulis nama lo ya gabisa dipaksa. Lo ga bisa ambil hak orang lain yang emang udah ditulis untuk dia. Itu jahat”
“lo ga pernah tau rasanya jatuh cinta tapi ternyata orang itu lagi perjuangin orang lain” kata sungchan, shotaro hanya menanggapinya dengan tawaan yang cukup kencang sampai membuat sungchan kebingungan sendiri.
“pfft hahahahaha...”
“kenapa sih? Lo jangan ejek gue gitu dong”
“Udah tau ga diberi masih aja maksa buat diberi, gue kasian sama lo. Chenle itu bahagia cuman sama alphanya. Apa lo pernah liat dia ketawa lepas disini? Apa lo pernah liat dia cerita banyak hal sama lo?”
”... Disini dia cuman nangis dan tebak apa?”
Sungchan menatap shotaro dengan matanya yang berkaca-kaca. Shotaro nyaris tertawa lagi tapi sepertinya waktunya lagi tidak tepat karena sungchan harus sadar akan sesuatu.
“buket bunga yang setiap hari lo liat di tempat sampah, itu dari jisung buat chenle. Banyak kata rindu disana tapi chenle buang itu kayak ga peduli padahal dikamarnya nangis” shotaro tertawa makin kencang saat melihat hidung sungchan yang memerah karena menahan tangis.
“kenapa lo ketawa terus anjing?!”
Shotaro berhenti tertawa, ia sampai menangis karena tertawa terus menerus. Membalas pelukan sungchan pada tubuhnya sambil mengusap pelan rambut belakang alpha itu, “lo harusnya sadar kalau lo udah gak bisa ngambil omega yang udah punya alpha. Apalagi mereka udah saling cinta”
”... Dipikir lagi”