Sebuah perasaan
Kalian pernah jatuh cinta?
Semua manusia pasti pernah jatuh cinta. Salah satu perasaan yang diciptakan indah dan sempurna, ia perasaan yang memang diukir sedemikian apiknya. Kata orang, cinta tidak pernah ada yang salah, semua pasti dibenarkan, semua punya hak untuk itu. Cinta itu luas dan bebas. Tidak ada hukumnya apalagi batasnya.
Ya, semenyenangkan itu dan chenle benar merasakan itu setelah berbulan-bulan mengenal sosok jisung, seorang alpha yang tak sengaja ia temukan dan menjadi kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Kalau kalian tanya, apa saat itu chenle menyesal bertemu jisung? Ya, sangat. Mungkin rasa sesalnya lebih daripada jisung saat itu, banyak hal menjadi pertimbangannya setelah itu terjadi. Kegiatan mating yang chenle tak pernah inginkan terjadi dalam hidupnya ternyata kejadian dengan orang asing. Siapa yang tidak shock?
Chenle pernah sebenci itu dengan jisung, karena alpha itu hidupnya makin sulit! Sisi omeganya jadi bergantung dengan sisi alpha si brengsek itu. Chenle mendengus sebal, ia bukan omega yang hanya ingin mengekor pada seorang alpha. Chenle itu keras kepala, egois dan ingin selalu benar. Mana bisa hidup dengan seorang alpha yang akan selalu mendominasinya. Chenle benci diatur apalagi dianggap lemah.
Tapi, ternyata jisung itu berbeda
“menurut lo gimana?”
“lo nanya pendapat gue?”
“salah?”
Chenle terdiam, ia tertegun sebentar. Seulas senyum terukir tipis, “menurut gue itu lebih baik gini aja...” chenle menyuarakan pendapatnya dan jisung mendengarnya. Alpha itu memperhatikan setiap kata dan sampai akhirnya ia mengangguk setuju.
“oke, gue setuju. Kita pake ide lo aja”
Hal sepele tapi jarang terjadi di masyarakat— tepatnya, mungkin tidak pernah sekalipun chenle lihat seorang omega seperti dirinya di dengar apalagi diminta pendapatnya. Omega di pandangan masyarakat itu manusia yang hanya bergantung hidup pada seseorang. Lemah. Tidak bisa apapun. Tidak punya pilihan.
Serendah itu dan chenle benci itu. Sampai mamanya sendiri pun diperlakukan seperti itu oleh papanya. Bagaimana chenle bisa tidak percaya kalau ternyata masih ada saja yang menganggap omega selemah itu.
Tapi, ternyata jisung itu berbeda
Alpha itu mendengarkannya, alpha itu menyimak setiap katanya, alpha itu mencoba mengerti dan bohong kalau chenle tidak jatuh cinta dengan pesona jisung dan segala perlakuan istimewanya.
Chenle tau manusia tidak ada yang utuh dan jisung jauh dari kata 'utuh' karena hidupnya itu mungkin bisa diibaratkan kapal pecah yang siap tenggelam, sudah hancur dan kacau. Tapi bagi orang yang sedang dimabuk asmara, semuanya selalu tampak sempurna. Jisung tidak sesempurna itu, sih, ia hanya manusia sederhana dengan cara berpikirnya masih bisa menghargai dan menghormati semua orang tanpa memandang siapapun itu walaupun statusnya seorang alpha dan itu yang membuatnya tampak sempurna.
Perasaan chenle bukan main-main. Memang terlihat terlalu cepat dan juga walaupun alphanya belum memiliki perasaan yang sama, omega itu sama sekali tidak peduli. Ia biarkan perasaannya bermuara di tempat yang seharusnya, di tempat dimana ia bisa jadi dirinya sendiri.
Ponsel chenle disebelah bergetar, menampilkan beberapa pesan dari seseorang yang tak ia kenal. Orang itu mengirimkan gambar, chenle mengernyit melihatnya.
“siapa nih?” chenle bermonolog, ia memicingkan matanya lalu seketika jantungnya berdegup cepat
foto yang dikirim itu adalah jisung