Sebenarnya, Aji adalah pacar yang penyabar dan pengertian, jarang sekali karel melihat aji itu marah atau hanya sekedar menaikkan nada bicaranya padanya. Sekalipun ia melakukan kesalahan, aji hanya akan menanggapinya dengan menghela nafas pelan lalu tersenyum kecil. Terkadang, karel itu sedikit dibuat geregetan dengan sikap aji yang terkesan monoton, maka kali ini, ia memiliki rencana yang kemungkinan besar akan membuat pacarnya yang penyabar itu sedikit geram.
Dan ya, sekarang karel menyesali perbuatannya sendiri yang memancing amarah seorang penyabar
“buka baju kamu sekarang” ucapan yang terkesan datar dan dengan nada mendominasi terdengar jelas dari mulut aji yang sibuk menyetir mobilnya, karel masih mengerjapkan matanya beberapa kali.
ya, bingung
pasalnya mereka sedang berada ditengah jalan yang masih dipenuhi manusia berlalu lalang disana.
“ji, kamu bercanda kan? kita masih dijalan—”
“loh? tadi di bar, dengan pakaian terbuka kayak gini kamu masih pede aja diliat banyak orang kan? sampe dipegang-pegang kan? kok sekarang nggak mau?”
aji memberhentikan mobilnya ketika tepat berada di rambu lalu lintas yang berwarna merah, ia mengalihkan pandangannya ke arah pacarnya yang masih terus memperhatikannya dengan wajah yang bingung, itu membuatnya semakin kesal.
“buka sekarang baju kamu, aku nggak suka liatnya karel”
“iya.. iya aji nanti sampe apart aku buka, aku buang bajunya—”
“buka sekarang atau gue robek baju lo sekarang”
mendengar kata-kata aji yang mendadak berubah, maka karel sudah langsung mengerti kalau perintah itu bukan untuk diberi sanggahan tapi untuk harus dipatuhi sekarang juga.
ahh bangsat, bangsat...
karel terus menerus menahan desahannya dengan menutup mulutnya sendiri, tapi mata memang tidak akan pernah bisa bohong betapa nikmatnya keadaannya sekarang.
“suka memeknya diginiin?” terus menerus pertanyaan itu dilayangkan aji yang sibuk mengeluar-masukan ketiga jari panjangnya ke dalam kemaluan pacarnya, terus menerus meminta jawaban dari pacarnya yang matanya beberapa kali berputar ke atas menandakan bahwa dirinya merasa keenakan.
“jawab karel, suka memeknya diginiin? dilecehin, kamu denger kan suara beceknya sayang? dasar lonte, berani-beraninya kamu bohongin aku cuman biar bisa digrepe-grepe kating disana ya? nakal kamu”
karel hanya bisa menggelengkan kepalanya cepat apalagi saat sodokan ketiga jari aji semakin cepat bahkan beberapa kali menyentuh prostatnya didalam sana.