Ruangan 128
Alpha itu berjalan kesana-kemari, panik. Dengan pakaian kerjanya, jisung menunggu chenle di depan ruang periksa omega itu. Ia mengepalkan kedua tangannya di depan dada, pikiran jelek mulai menghantuinya.
Saat dikabari oleh chenle tentang keluhan mules yang kelewat menyakitkan, tanpa pikir panjang jisung meminta bawahannya untuk meng-handle para tamu terlebih dahulu, kalau sempat pasti akan kembali. Begitu tutur kata sang alpha dan bagusnya bawahannya itu mengiyakan.
Ini baru bulan kelima lebih dua minggu kandungan chenle, tapi omega itu sudah mengeluh sakit seperti akan melahirkan, apa itu gak papa? tanya jisung dalam hati sambil menunggu
Setelah 30 menit lebih menunggu, bu rina keluar dan jisung mulai menghampiri dengan terburu.
“bu dokter, chenle gapapa?”
Bu rina menatap jisung sebentar sebelum menghela nafas kecil, “jisung? Kamu alphanya?”
“i-iya bu dokter”
“chenle gapapa...”
Helaan nafas jisung terdengar lega, tapi saat dokter itu membuka surat keterangan periksa chenle, ia berkata kembali
“cuman begini jisung...”
Jisung menatap dokter itu kembali, “yaa?”
Hentakan sepatu terdengar cepat dipenjuru lorong rumah sakit, baru beberapa hari yang lalu sungchan datang kesini untuk melihat chenle, sekarang ia datang lagi dengan alasan yang sama.
Ia buru-buru berjalan ke arah ruangan yang tadi diberitahu oleh suster di depan. Ruangan 130 atas nama chenle
Pikirannya mendadak kacau, perasaannya kalut apalagi soal chenle yang mengrluh kesakitan yang teramat sangat, tapi sialnya, ia masih sempat saja menghubungi alphanya yang brengsek itu.
Sungchan sampai dilorong tujuannya, tinggal mencari kamar chenle. Namun tiba-tiba seseorang menepuk bahunya dari belakang, alpha itu menoleh untuk memastikan
“bos? kebetulan banget ketemu disini” seru laki-laki dibelakangnya, senyumnya mengembang seperti terkejut sekaligus senang menemuinya.
Sungchan tak kalah terkejut dengan senyum tipis dibibirnya, “lah, lo ngapain disini? Bukannya jadwal lo kerja sekarang”
Yang ditanya cengengesan, “hehehe maaf bos, gue ijin bentar, omega gue lagi dirawat”
Alpha itu mengangguk, lalu pandangannya beralih ke lorong mencari pintu 130. Laki-laki dibelakangnya mengikuti arah pandang sungchan. Laki-laki dengan pakaian kerja di salah satu restauran miliknya, alpha dominan yang mendapatkan jabatan tinggi diperusahaannya— Jisung, park jisung namanya. Karyawan yang paling ia percayai cara kerja merayu pelanggan agar restauran ramai.
“nyari kamar nomer berapa lo? Biar gue anter”
Sungchan menoleh kembali ke arah jisung, “130”
“nah, pas banget. Omega gue kamarnya 128, mungkin sebelahnya” jisung berjalan duluan yang diikuti sungchan dibelakangnya. Alpha dibelakang tersenyum senang, persetan kalau ketemu alphanya nanti yang penting ia ingin melihat keadaan chenle bagaimana
Keadaan calon tunangannya nanti, kalau chenle sadar bahwa alphanya itu brengsek.
“lo ketemu siapa kesini?” jisung bertanya
“calon tunangan gue”
“widih udah mau nikah aja lo, undang gue ya nanti”
Sungchan tersenyum, sambil bergumam semoga memang kesampaian suatu saat nanti. Dengan senyuman itu juga sungchan mengangguk mengiyakan. Mereka sudah berada di depan pintu nomer 130.
“omega lo beruntung punya alpha kayak lo” kata sungchan, entah kenapa ingin diungkapkan ke jisung, ia hanya merasa jisung adalah laki-laki penuh tanggung jawab dengan melihat cara kerjanya.
Jisung tersenyum lalu mengucapkan banyak terimakasih sebelum ijin pergi ingin membayar biaya rumah sakit.
Sungchan tau semua tentang chenle. Tentang alamat rumahnya, makanan favoritnya, apa yang paling dibencinya, bagaiamana sifatnya, tabiatnya, kebiasaannya.
Namun satu yang tidak ia tau, Alphanya yang ternyata adalah karyawan terbaiknya