Pulang ke rumah ternyaman.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam, langit sudah menunjukkan gelapnya dan sunyinya, jalanan pun sudah sepi penghuni mungkin hanya beberapa yang lewat saja.

Jisung baru memakirkan motornya di halaman rumahnya, wajahnya kepalang lelah dengan rambut yang berantakan saat dilepas helmnya.

Hari ini benar-benar melelahkan baginya, mengerjakan semuanya sekaligus tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Pintu ia buka, suasana rumah terlihat gelap tanpa lampu. Saat lampunya dihidupkan, keadaan rumah membuat alpha itu menghela nafas sebal. Semuanya berantakan

“ah bangsat..” gumam jisung dalam hati sambil memunguti beberapa sampah di lantai rumahnya, dapur rumahnya juga terdapat beberapa piring tidak dicuci, tv disana dibiarkan hidup dan beberapa baju kotor berada di atas sofa.

Sebenarnya tubuhnya seakan sudah tidak bisa berdiri lagi tapi memang pada dasarnya ia benci suasana kotor jadi alpha itu menyempatkan diri untuk membersihkan beberapa. Dulu, saat ia tinggal sendiri, rumah selalu tampak rapi tapi sekarang saat bersama seorang omega sudah seperti kapal pecah di dalamnya

Saat selesai semua, ia bawa tubuhnya pergi ke kamar. Wajahnya benar-benar mengantuk saat ini, tapi saat melihat seseorang tertidur lelap di kasurnya matanya terpaku, tubuhnya terkaku, lelahnya juga lenyap seketika. Pikirannya berkelana atas semua kesalahannya

Lelahnya menyiksanya dengan semua rasa bersalah, ia berjalan pelan mendekati chenle dan merebahkan tubuhnya disamping, tangannya mendekap tubuh chenle lalu membenamkam wajahnya di leher omeganya. Jisung tak sadar ia mendekap tubuh itu terlalu erat, juga tak sadar kalau air matanya sudah berlomba untuk turun membasahi wajahnya.

Malam selalu membuatnya sadar tentang beberapa hal. Hari ini tanpa dialog, tapi tetap rasanya sama lega dan bahagia saat melihat omega itu masih disana, masih bersamanya. Setelah sekian lama jisung rasakan lagi jiwanya aman di rumah barunya

Jisung bilang, malam selalu membuatnya tersadar akan beberapa hal. Dulu memang rumah ini selalu rapi saat ia tinggal sendiri namun suasana mencekiknya karena redup, saat bersama chenle semuanya seakan hidup walaupun ditengah kekacauan sekalipun dan jisung berbahagia atas itu.

Ia tersenyum ditengah kantuknya dalam peluk omeganya juga bergumam dalam hati, Bunda, jisung punya tempat pulang lagi