“please, let me cum... jisung please ahh!” chenle terus menerus memohon sambil menangis terisak, penisnya benar-benar ngilu saat jisung dengan sengajanya menutup lubang uretranya untuk menghalau spermanya keluar.

Jisung memang berniat menghukumnya.

“no, it's not how to beg that I tell you before right? do it again” jisung tertawa rendah dengan terus bermain-main di area sensitif adik tirinya, ia menyukai bagaimana chenle terlihat hancur dan lemah saat dibawahnya seperti ini. Memohon dan meminta begitulah adiknya saat ini.

“hng... kakak please kak—ah! let me cum, let me cum, kakak”