Mencintaimu dengan hitam
Jatuh cinta terlalu menyenangkan sampai buat hilang akal
Sungchan punya segala hal dalam hidupnya. Orangtua yang lengkap, hidup yang lebih dari cukup, pekerjaan yang menjanjikan dan juga ia adalah laki-laki yang mapan, seorang alpha yang selalu mendominasi segala hal dan juga loyal. Hidupnya penuh sukacita dari lahir, selalu disambut dengan senyuman tempatnya berpijak.
Sebahagia itu tapi alpha itu tak pernah merasa cukup dalam hidupnya.
Saat jatuh cinta alpha itu selalu merasa dirinya kurang, menaruh perasaan pada seorang omega bernama chenle selalu membuatnya menilai dirinya yang sebenarnya banyak kelebihan itu adalah manusia yang penuh kekurangan apalagi saat dibandingkan dengan jisung yang bahkan tidak seberapa dibanding dirinya.
Padahal dibanding jisung, ia lah yang pantas mendapatkan cinta dan perhatian dari chenle. Cukup lama ia menaruh perasaan pada omega itu, masih tersimpan rapi di hatinya walaupun sudah 10 tahun ia menaruh rasa tertarik pada chenle. Tepat saat di taman kanak-kanak, dirinya mengenal sosok chenle yang pemberani dan kuat untuk seukuran seorang dengan status omega.
Chenle itu unik, ia baik, dan pantas mendapatkan cinta yang layak darinya.
Sampai takdir membawa mereka dalam sebuah perjodohan yang disetujui kedua orangtua mereka. Sungchan pikir ia akan mempunyai kesempatan banyak untuk mendapatkan omega itu tapi nyatanya ia kalah cepat dengan seorang alpha lain.
Hari dimana menjadi peringatan patah hati sedunia bagi sungchan. Sempat berpikir untuk menyerah untuk bersama omega itu namun karena dorongan bundanya untuk selalu berusaha mendapatkan apapun yang ingin dimiliki, entah dengan cara apapun maka sungchan akan perjuangkan cintanya sebelum terlambat karena ia tau bahwa jisung itu sama sekali tidak mencintai chenle.
Sungchan terlalu sibuk dengan pikiran mengambil chenle dari jisung sampai lupa untuk mengerti keadaan mereka, mengerti bagaimana takdirnya bukan tertulis untuk chenle, mengerti dirinya sendiri.
Sungchan mengemis cinta dan perhatian dari seseorang yang bahkan sama sekali tidak mencintainya. What a fool?
Sungchan memandang ponselnya geram, ia menbanting gelas kaca yang awalnya ia genggam setelah dipakai untuk minum. Dirinya menatap sebuah chat dari chenle dan ternyata rencana satu gagal ia lakukan.
“bangsat! Kok dia bisa ga ngira kalau alphanya yang brengsek itu selingkuh?” sungchan mengangkat tinggi-tinggi ponselnya, nyaris bernasib sama seperti gelas kaca itu sebelum akhirnya seseorang memegang tangannya dari belakang. Salah satu pembantu setianya, seorang laki-laki manis berstatus beta.
“mau sampe kapan sih lo ganti hp mulu? Ga kasian sama duit lo yang banyak itu!” ucapnya sarkas sambil membersihkan kekacauan yang tuannya buat, dengan ocehan tidak jelas ia membersihkan serpihan kaca itu satu-satu.
“minggir!”
“lo berani nyuruh-nyuruh gue?—”
“Kenapa? Mau pecat gue? Silahkan, tapi gue yakin lo gak bakalan bisa apa tanpa gue tuan muda yang terhormat”
Sungchan berdecih, ia memundurkan langkahnya tapi sialnya malah terkena serpihan gelas yang pecah tadi, alhasil dirinya terluka di bagian telapak kaki. Shotaro— pembantu setianya melihatnya lalu mendecak pelan, segera ia dorong tubuh sungchan agar terduduk sementara ia pergi mencari obat luka dan perban.
“sakit anjing, pelan dong!”
Bukannya dipelankan, gerak tangan shotaro semakin brutal membersihkan luka itu.
“awh! Lo gila?”
“iya gue gila! Gue gila gara-gara lo, gue udah sering bilang berhenti ngejar orang yang udah punya mate. Lo ngerti bahasa manusia gak?!”
Sungchan berdiri dari duduknya dan menatap sinis pembantunya itu lalu dengan kedua tangannya, ia cengkram bahu laki-laki itu erat. Netranya memancarkan lelah dan amarah, “kenapa gue harus berhenti anjing? Gue cinta sama dia—”
Shotaro mengehela nafas tak kalah lelah, ia lepas cengkraman itu kasar, lalu mendorong sungchan agar terduduk kembali. Dengan satu telunjuk mengarah ke tuannya ia tekankan kalimat ini sekali lagi, “karena percuma goblok!”
Sungchan terdiam. Kata-kata yang selalu menusuk relung hatinya, berteriak bahwa usahanya akan selalu berakhir percuma. Shotaro tidak peduli, ia memilih meninggalkan sungchan sendirian— agar sejenak alpha itu berfikir jernih
percuma, perasaannya akan sia-sia katanya