masa lalu yang masih tersimpan rapi.

Jisung baru saja sampai ke rumah tantenya saat malam hari, bersama jaemin dan juga jeno. Perjalanan dari kotanya menuju rumah tantenya ini lumayan memakan banyak waktu, lelah pasti tapi ketimbang lelah jisung malah berfikir soal chenle yg tak ia kabari disana. Ia sibuk mengangkat semua barang, pikirannya tenggelam dalam rasa bersalahnya meninggalkan omeganya begitu saja, sampai tidak sadar seseorang memanggilnya terus.

“ji, lo dipanggil itu”

“siapa?”

Dagu jaemin menunjuk ke arah taman belakang milik tantenya ini, disana ia lihat gadis berambut panjang ikal dengan gaun serba putih, hampir terkejut namun saat dilihat lagi wajahnya ia hanya bisa menghembuskan nafasnya

Gadis itu melambaikan tangan ke arahnya dan jisung dengan ragu juga membalas lambaiannya, gadis itu berlari kecil lalu tanpa permisi malah memeluk tubuh jangkung jisung spontan, jisung sendiri terkejut tanpa niat membalas pelukan gadis ini karena jantungnya yg mendadak ribut tidak jelas

“jisung! lama banget ga kesini” gadis itu melepas pelukannya, ia menatap jisung dengan mata yg berbinar dibawah gelap malam pun jisung masih bisa rasakan cantiknya senyum gadis itu

“nila, apa kabar?”

Anila gefanda karen, nama gadis itu, seseorang dengan status beta. Ia adalah teman kecil jisung sekaligus masa lalu yg sulit dilupakan jisung sampai hari ini. Nila adalah gadis yg ceria, ia kesayangan semua orang ya termasuk jisung

Semua masa-masa itu kembali ke permukaan. Nila itu cinta pertamanya, nila itu seuatu yg indah yg pernah jisung banggakan ke semua orang dan nila adalah rasa tenangnya dulu

“baik banget! Aku kangen loh sama kamu” kata nila dengan semangat, ia enggan melepas tangan jisung dari genggamannya dan jisung pun begitu, sudah lama juga senyuman nila tak ia nikmati namun sekarang rasanya sudah mati

ia juga merindu, alasannya enggan membuka hati adalah nila, alasannya enggan berbagi perasaan dengan omeganya adalah gadis beta yg ini... tapi mengapa sekarang rasanya hambar

“jisung, kamu kembali kan?” genggaman nila makin erat dan jisung makin rasakan sakit di dadanya, buru-buru ia lepaskan genggaman nila

“gue cuman mampir buat jeje bukan buat lo” jisung berucap sarkas, lalu berjalan meninggalkan nila. Ia hanya tidak ingin mengulang rasa sakit yg dulu menyiksanya.

“jisung, kita bisa kembali kan?” gadis itu bersikeras, jisung memejamkan matsnya sebentar sebelum berbalik ke arah nila yg matanya terlukis harapan untuknya.

“setelah apa yg lo perbuat? Lo masih bisa nanya gitu?”

“kita perbaiki semuanya lagi, ya?”

Jisung tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya, gadis itu berkata segampang membalikkan telapak tangan, setelah luka dan air mata yg ia berikan dan sekarang malah meminta kembali

“perbaiki diri lo sendiri, gue udah bahagia tanpa lo”

“kamu belum bahagia, kan? Kamu pasti nunggu aku, kan?”

Jisung terdiam seribu kata, apa raut wajahnya terlihat jelas? Jisung ingin sanggah tapi realita memang tidak bisa dipungkiri jadi ia memilih berlari dan menghindar. Nila dan perasaannya adalah sesuatu yg patut dihindari baginya

jisung terus menerus menghindar padahal nila butuh jawaban dan chenle hanya disuruh menunggu waktu dan percaya, padahal sebenarnya jisung masih terbelenggu dengan masa lalunya.

Memang langkahnya sudah salah dari awal