Kamar kost si barista
Motor merah jidan masuk ke halaman kostannya, balen dengan tas digendongannya mengedarkan pandangannya. Halaman kostan jidan cukup bersih, ditambah suasananya yang sejuk karena banyak pepohonan membuatnya menjadi kostan yang akan dicari banyak orang.
Jidan mengajak balen untuk mengikutinya, langkah mereka sudah masuk ke area kamar-kamar yang sebagian besar sudah diisi dan kamar jidan terletak dilantai dua, nomor 3 dari tangga.
Jidan sudah membuka kunci pintu kamarnya, tapi sebelum membuka sepenuhnya, jidan beralih pandang ke balen yang juga ikut melihatnya. Senyuman dengan memperlihatkan deretan gigi ditunjukkannya, balen mengernyitkan alis bingung
“len” panggil jidan, senyumnya belum luntur dari wajahnya
“iyaa kenapa?” jawab si balen
“sebelumnya nih gue minta maaf.... ini kamar udah kayak kapal pecah, serius inimah haduh malu” kata jidan sebelum akhirnya membuka kamar kostnya dan mempersilahkan balen masuk.
Astagfirullah
“jidan...” panggil balen, matanya mengedar keseluruh penjuru kamar. Benar-benar berntakan diluar ekspetasinya. Bahkan kamarnya yang menjadi saksi bisu betapa stressnya kuliah beserta tugas sialannya tidak membuat kamarnya menjadi segila ini. Bungkus nasi kotak disamping kasur, bungkus jajanan berserakan, kabel charger dan earphone dimana-mana terus juga beberapa barang dimeja juga sama berantakannya.
“iya balen?” jawab jidan
“ini udah kayak abis diterjang badai ya?”
“tuhkan, gue malu banget sekarang” jidan menutup wajahnya, mengu dang gelak tawa dari si manis. Jidan yang mendengarnya sedikit mengintip dari sela jari-jarinya. Balen tertawa kali ini
“sana balik kerja hush... nanti pas lo balik, kamar lo udah kayak kamar seorang raja”
“idih, mana ada kamar raja bayar setiap bulan” jidan tertawa kecil saat melihat reaksi balen yang mendorong tubuhnya keluar dari kamarnya sendiri
“udah sanaa, liat aja nanti”
“yaudah, nanti malem lo mau makan apa len?”
“apa aja deh... eh ga usah, nanti gue beli goput aja”
“ga mau ah! Oke nasi padang ya, gue bakalan beli dua awas kalau lo goput” sebelum mendengar ocehan balen lagi, jidan segera melarikan dari sana. Balen tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya.
Ia masuk ke kamar jidan, melihat keadaan sekitar sambil berfikir bagian mana dulu yang harus dibersihkan. Oke, mari bersih-bersih!