CW // local harshword, frontal, dirtytalk, sex explicit scene. Minor do not interact, please
Jinan menarik tangan leo kasar agar masuk ke dalam apartementnya, membawanya ke arah kamar lalu membanting tubuh yang lebih kecil darinya itu ke kasurnya. Ia menatap leo sinis sambil bolak-balik memikirkan kebodohannya yang membawa leo ke tempat rahasianya. Sementara leo malah kagum dengan isi kamar si ketua hima ini.
“wah keren, gue ga nyangka ternyata lo orang kaya”
“le, listen me please” ucap jinan dan leo langsung melihatnya. Jinan menghela nafas lagi kali ini lebih pelan. “okay, pertama gue mau lo rahasiain ini semua. Dari yang gue cari partner di base, gue punya apartement dan gue yang jadi partner ngewe lo. Please, i beg u“
“wah, ternyata lo tergila-gila dengan posisi sempurna ya kak. Apa ga terlalu terbebani? Hahaha okay tapi ada satu syarat” leo tersenyum sementara jinan sedikit terkejut dengan kalimat yang dilontarkan leo.
“lo maunya apa?”
“gue mau lo jadi fwb gue terus”
“tergantung, enak apa gak nya lo”
Leo tertawa kencang, ia buka kancing bajunya perlahan. Semua kegiatan itu tak luput dari pandangan jinan. Sementara leo malah asik membuka semua pakaiannya tanpa malu sedikitpun, berbeda dengan dirinya di kfc tadi.
Hanya leo yang sudah full naked sementara jinan masih memakai pakaian lengkapnya. Ditatapnya dari atas sampai bawah tubuh itu, perlahan jinan dorong tubuh leo agar tertidur di kasur, ia tindih tubuh putih mulus itu. Menatap netra sayu yang sengaja untuk menggodanya. Picik, ternyata leo yang terkenal polos ini punya sisi binal seperti ini.
“udah berapa orang?” tanya jinan, membuat satu alis leo naik. Bingung.
“apa?”
“yang masukin lo”
“gak ada, ini pertama kalinya gue main sama cowok”
Jinan membulatkan matanya terkejut, “biasanya?”
“cewek, kak dea. Kenal? But we're not having sex just foreplay. Jadi dia sepong gue dan gue mainin memeknya”
“anjing, si dea? gue ga kaget sih, tapi gue kaget ternyata dia lonte juga”
“gue gak bayar dia sih, kenapa?”
“gue pernah di sepong dia juga but i'm not really interesting. Gak enak”
“bener sih, longgar kak”
“hah? Apanya?”
“memeknya, tebak udah berapa kontol yang masukin dia?” tanya leo, sementara jinan mulai memberi kecupan di seluruh wajahnya. Dari pipinya yang tembam di beri banyak kecupan lalu pindah ke arah leher.
“100 mungkin” bisik jinan pelan, melanjutkan kegiatannya memberi kecupan di leher leo. Sementara empunya bergidik geli sampai mendongakkan kepalanya, malah memberi banyak akses lebih banyak.
Jilat, cium, gigit pelan. Kegiatan itu terus menerus diulang jinan sehingga menciptakan banyak tanda kemerahan di leher leo. Sementara yang diberi tanda terlihat tidak protes sama sekali.
“hahaha ngaco! Tapi kenapa bisa dia sepong lo kak?” leo dorong pelan bahu jinan hingga empunya menghentikan kegiatannya dan memilih menatap leo yang balik menatapnya curiga. Jinan hanya roll eyes lalu mendengus pelan.
“kayaknya dia punya tiket vip masuk seenaknya ke toilet cowok di kampus, ya kebetulan gue lagi disana sendiri”
Leo tertawa kencang, ia dorong tubuh jinan lalu membalikkan posisi mereka menjadi leo yang berada di atas jinan. Manik indah yang menyayu menjebak jinan dalam pesonanya, perlahan tangan mungil itu menelusuri lekuk tubuhnya sendiri, menggoda jinan yang menatapnya tanpa berkedip mungkin tanpa sadar juga ia menahan nafas. Senyum tipis terukir di bibirnya, bangga karena berhasil menjebak manusia yang tergila-gila dengan popularitas.
Manusia ini ternyata lebih menarik saat dilihat hanya dengan kaos putih yang mencetak jelas lengan kekarnya. Jinan itu tampan juga panas. Untung saja leo bisa berfikir cepat untuk tidak membiarkan jinan mencari partner baru
Atau kalau tidak, ia akan menyesal selamanya.
“kedip kak”
“cantik, lo cantik banget” perlahan lengan jinan mengambil remot yang leo tak tau gunanya apa yang pasti bukan remot tv karena mendadak kamar dengan nuansa hitam putih itu berubah menjadi indah karena lampunya yang berubah menjadi warna warni yang temaram. Membuat kesan menggairahkan. Keren.
“hahaha pinter banget muji, pantesan banyak yang demen” jari leo bergerak ke bagian selatan jinan yang masih terbungkus celana, masuk perlahan lalu mengeluarkan penis yang bisa dibilang besar di genggamannya. Leo menoleh dengan mata berbinar sementara jinan mendongak karena sentuhan leo di penisnya.
“gede banget” leo bangkit dari tubuh jinan, ia berniat untuk meluncurkan aksi binalnya yang tadi ia janjikan di depan kfc. Blowjob, leo suka kegiatan yang satu itu walaupun resikonya mulutnya jadi pegal.
Dibukanya pelan celana kain itu, dibuka seluruhnya sampai celana dalam si dominant. Penis besar itu mengacung tegak, terlihat jelas binar mata leo walau dalam temaram sementara jinan yang memilih duduk di ujung kasur hanya bisa menahan nafas melihat leo yang sudah duduk manis di bawahnya, tepat di depan penisnya.
“kak jinan” digenggamnya penis itu dengan tatapan saling temu, menyalurkan segala nafsu.
“hm?” jinan berdehem dengan suara beratnya.
“i think i like you...” perlahan dijilatnya kepala penis yang memerah itu, menciptakan geraman berat dan juga cengkraman kuat di rambut leo. Berlanjut dengan menjilat seluruh batang penis itu. Leo menengadah, ia julurkan lidahnya mencoba menggoda, ”... Your dick”
“ahh! kak jinan, pelan... pelan ah!” leo berteriak kencang, mendesah tak tau malu, disaat tubuhnya terhentak kencang oleh jinan dibelakangnya.
Leo tak tau pasti, kejadiannya terjadi begitu cepat. Bagaimana jinan membuka seluruh pakaiannya lalu tiba-tiba mereka sudah menyatu dengan penis jinan yang bersarang di lubang sempit leo. Terlalu cepat sampai rasanya penat.
“kenapa pelan? Yang kayak gini lebih enak” jinan menggerakan pinggulnya lebih cepat, membuat leo menungging lebih tinggi untuk menampar pantat semulus kulit bayi itu agar memerah.
Leo merem melek merasakan genjotan dari kakak tingkatnya yang kelewat enak. Ia baru pertama kali merasakan kenikmatan yang membuatnya ketagihan.
Rambut belakangnya ditarik oleh jinan, membuatnya menengadah dengan wajah yang memerah, bahkan lampu dikamar jinan tak mengubah semburat merah yang tercetak di wajahnya.
“merem melek, keenakan ya?” tanya jinan, wajahnya ia bawa untuk mencium tengkuk leo, memberi kecupan serta gigitan yang membuatnya memerah. Leo sama sekali tidak protes, ia hanya akan menikmati semua perlakuan brengsek si mahasiswa sempurna ini.
“nghh.. AHH! kak jinan, kak ahh!”
“apa sayang?”
“t-terlalu cepet kak, ahh! Ahh!“
“enak harusnya hhh“
“mentok, kontolnya mentok banget kak! Terlalu cepet”
Jinan lepas pautan mereka dan tubuh leo sontak ambruk karena lemas, ia pikir ini sudah selesai, ia lupa kalau jinan sama sekali belum mencapai klimaksnya. Dibaliknya tubuh leo agar menatap ke arahnya, bisa dilihat tubuh putih mulus dengan keringat bercucuran disekujur tubuhnya. Dari atas hingga bawah, semua basah. Keringat bercampur sperma selepas ia melakukan blowjob tadi.
“udah ya kak? Mau pulang, kucingnya belum mam” leo bergumam pelan, jinan tertawa kecil mendengarnya. Kenapa jadi seperti orang mabuk?
Kedua kaki leo diangkat lalu disampirkan di kedua bahunya. Ia buat leo mengangkang lebih lebar lagi sebelum memasukkan penisnya lagi dan tanpa pikir panjang menggenjotnya lebih kasar dari tadi. Kali ini pergerakannya terasa lebih leluasa dan ekspresi wajah leo pun terlihat jelas. Cantik.
“kenapa cepet-cepet mau pulang?”
Leo menggelengkan kepalanya cepat, tangannya mencengkram sprei hingga berantakan. Rasa nikmatnya datang lagi, seperti menggaruk lubangnya yang gatal.
“Mmmh... kak jinan, mau pipis”
“iya, dikeluarin sayang, semuanya”
Atas ijin tersebut, leo menyemburkan seluruh spermanya ke atas perutnya juga perut atletis jinan. Ini kali kelima ia mencapai klimaks. Tubuhnya lelah juga mati rasa.
Mata sayu leo menatap ke arah jinan yang serius menggerakan pinggulnya karena klimaksnya agar segera tercapai. Leo tertawa kecil melihat wajah yang awalnya terlihat biasa saja dan membosankan kini tampak menarik dengan wajah serius dan panas. Leo tarik kata-katanya soal tidak tertarik dengannya karena anjing, jinan dengan segala perlakuan bajingannya adalah apa yang leo suka, ia tertarik.
“kak jinan, Ahh!!! kak jinan mau jadi pacarku aja? Nanti kita...” leo memejamkan matanya erat saat tangan jail jinan mempermainkan putingnya, jinan hanya memberikan senyum miring.
“nanti kita... Apa?”
“ngentot setiap hari, kak”
Bangsat, orang gila. Batin jinan.
Jinan percepat genjotannya karena sebentar lagi klimaksanya pun akan datang, ia bawa wajahnya ke arah leo lalu mencium bibir tipis itu dengan gerakan kasar dan terburu. Di genjotan kelima, putihnya datang, memenuhi setiap rongga di lubang milik leo. Sementara leo hanya bisa memejamkan matanya sambil merasakan sperma itu memenuhi lubangnya. Tubuhnya mendadak gemetar tanpa alasan.
“banyak, kak jinan keluar banyak”
“penuh dong ini?” jinan usap pelan bagian perut bawah leo yang membuat empunya bergidik geli sambil mengangguk kecil.
Mata yang awalnya sayu itu mendadak terbawa kantuk karena lelah, sekarang tepat pukul 2 pagi dan mereka baru saja selesai melakukan ini dari 8 malam. Leo benar-benar lelah dan penuh.
“le, jangan tidur disini” ucap jinan, setelah melepas pautan penisnya dan membuat isinya keluar berantakan, ia ambil tisu basah yang sengaja disediakannya di kamar itu. Membersihkan seluruh tubuh leo yang penuh spermanya tanpa sedikit pun terlewat.
“nanti bobo sama kak jinan, ya?” tanya leo dan jinan hanya mengangguk sambil menggendong tubuh leo untuk dipindahkan di kamar aslinya.
“enak ga tadi?”
“enak”
“mau lagi?”
Tak ada jawaban, hanya dengkuran halus terdengar di bahu jinan. Leo mungkin kelewat lelah meladeni nafsunya yang suka kelewat batas.
Tapi tak disangka,
“mau... setiap hari, ngewe bareng aku enak kan kak” sempat-sempatnya leo bergumam kecil sebelum akhirnya tertidur pulas di atas kasur milik jinan.
Iya juga ya