Jidan's day

Hari ini di tempat kerja jidan sungguh ramai pengunjung, mungkin karena hari ini adalah sabtu yang orang-orang sering sebut itu malam minggu— hari dimana banyak orang menghabiskan waktu disetiap ujung kota dengan pacarnya.

Dream cafe pun termasuk ke dalam list, cafe yang wajib dikunjungi semua orang yang ingin menghabiskan waktu malam minggunya. Entah sekedar meminum kopi atau berbincang kecil, makanya hari ini ramai pengunjung sampai sang barista ikut andil melayani tamu.

“widih si barista lagi banyak orderan ya” seorang laki-laki menumpu sikunya di meja depan barista yang masih asik mencuci alat-alatnya. Si barista alias jidan hanya menoleh sebentar lalu tersenyum kecil

“asik gaji gue naik nih bos”

“gaji mulu yang lo pikirin, dan dan”

“biar gue ga makan indomie mulu di kost”

“yee kasian...” laki-laki yang sering dipanggil gilang itu tertawa keras saat jidan malah mencibirnya.

“nanti kosong gak? Ayo ketemu sama anak-anak” gilang bertanya sambil meminum es kopi pesanannya, matanya tak lepas dari jidan menunggu sang barista menjawabnya, sayang seribu sayang jawabannya adalah gelengan kepala.

“enggak, gue ada janji” kata jidan yng membuat gilang mengernyitkan dahinya bingung

“cielah, gebetan baru kok ga cerita sih dek? tumben banget” gilang berucap sambil dengam lancang mengusak rambut jidan sampai sedikit berantakan, jidan berdecak kesal

“stop manggil gue adek, kelakuan lo lama-lama persis danu anjing, lo semua bukan kakak gue” jawab jidan, lagi-lagi gilang dibuat tertawa keras dengan penuturan jidan yang terkesan sarkas

“jadi siapa dan? beneran gebetan baru?”

Jidan terdiam beberapa saat, pikirannya mendadak terhenti karena gerakan tangannya yang sibuk membersihkan alat-alat membuat kopinya, jawaban gilang tergantung, tapi di detik berikutnya ia menggelengkan kepala

“bukan, temen doang” begitu kata jidan.