Hancur sendiri.
“gapapa chenle, mungkin lain hari ya?” ucap bu rina— dokter kandungan yang hampir setiap minggunya chenle kunjungi untuk check up soal kandungannya. Chenle tersenyum pahit, lalu mengangguk mengiyakan dan mengucapkan banyak maaf atas waktu yang dibuangnya sia-sia untuk menunggu si alpha.
Chenle berusaha menghubungi jisung ratusan kali, tidak dijawab oleh empunya berkali-kali. Janjinya tadi setengah enam sudah akan menjemputnya tapi sekarang sudah hampir setengah 8 ia tidak memperlihatkan dirinya. untuk pertama kalinya, janjinya tidak ditepati
Chenle berjalan menuju keluar rumah sakit, berharap jisung sudah berada di area parkir. Tapi nihil, tidak ada yang menunggunya, ia hanya berakhir duduk di depan kursi tunggu bagian depan rumah sakit. Sekali lagi ratusan pesan ia kirimkan lewat watsap pun tidak ada jawaban.
Satu isakan terdengar menyusul isakan berikutnya berlanjut tangis yang membuat dada omega itu sesak bukan main. Manik yang tiba-tiba berubah menjadi biru terang berkali-kali menjatuhkan beberapa bulir air mata, emosinya tidak bisa ia kuasai.
selain dalam masa rut atau heat, jika sedang dalam suatu kondisi hati yang berlebihan juga, seperti emosi atau sedih yang berlebihan memang rawan bagi seorang alpha atau omega mengeluarkan sisi dirinya yang lain. Menunjukkan bahwa ia sedang dalam tahap tidak bisa menguasai dirinya
“bangsat!” chenle memegang erat rambutnya sendiri lalu menariknya kasar, beruntung tidak ada orang yang berlalu lalang, ia hanya butuh pelampiasan.
Berkali-kali chenle tarik rambutnya, memukul kursi yang diduduki dan hampir memukul perutnya sendiri sampai salah satu tangan menarik tangannya.
“berhenti nyakitin diri sendiri lo kayak gitu ...” katanya, manik biru terang chenle menatap ke arah seseorang yang menarik tangannya erat. Mereka saling pandang dan tangis chenle mengeras tak tau malu, seorang alpha di depannya menghembuskan nafas kecil sampai membawa tubuh chenle ke dalam dekapannya.
“jisung, lo jahat banget, sialan! Babi, monyet, anjing, bangsat lo” kalimat kasar dilontarkan bertubi-tubi di dalam dekapan, chenle menangis kencang malam itu. Sisi omeganya melahap dirinya mentah-mentah, sisi lemahnya itu keluar tanpa tau permisi.
“iya, nanti dimarahin jisungnya” sungchan berucap menenangkan.