Chenle masuk ke dalam rumah, tadi sungchan yang antarkan, selama perjalanan pun ia tidak berucap apa-apa dan sungchan mengerti perasaannya jadi tidak bertanya apapun.
Pandangan yang ia lihat pertama kali adalah lampu ruang tamu yang mati, hanya lampu dapur dan televisi yang menyala. Air mata sudah terkumpul lagi dipelupuk matanya, wajahnya pucat karena mennagis tadi tapi saat melihat seseorang tidur dengan santai di sofa, emosinya kembali memuncak.
Ia ambil bantal sofa lalu dipukulnya dengan brutal ke arah wajah jisung sampai empunya terbangun dengan terkejut, si omega tidak berhenti memukulnya walaupun jisung sudah berkali-kali merintih.
“apaan sih? chenle, chenle ...” jisung pegang kedua tangan chenle, ia tatap omeganya, terkejut bukan main ternyata manik cantik itu berwarna biru terang yang artinya sisi omeganya menguasainya. “hey, kenapa?”
“BANGSAT! MASIH BISA LO TANYA KENAPA?” chenle hempaskan tangan si alpha lalu berjalan cepat menuju kamarnya juga tak lupa membantingnya keras dan menguncinya cepat.
Jisung terdiam, ia bingung, namun di detik selanjutnya ia menepuk dahinya. Sial