bunyi piring dan sendok beradu terdengar bising di meja makan. Hanya itu. Tidak ada percakapan atau guyonan, suasana tampak canggung.
Jisung selesai dengan makannya duluan, chenle membuat sushi nya dengan rapi. Enak. “gue minta maaf kalau kemaren gue kasar” jisung membuka percakapan duluan. Chenle mendongak, menatap alphanya yang sibuk membuka handphonenya, mencari lowongan kerja bagi alpha.
Mudah untuknya mencari pekerjaan sebenarnya, seperti kata-katanya dulu. Status merubah semua cara pandang orang
“gapapa”
“nanti kalau gue udah dapet kerja, baru bisa kayak dulu lagi”
“iya jisung, gapapa”
“maaf kalau—”
“gue bilang gapapa ya gapapa anjing!” chenle menjawab ketus, kelewat kesal. Jisung yang hari ini menyebalkan, chenle jadi gatal ingin memukul mulutnya yang terus berucap maaf yang sebenarnya tidak diperlukan.
Chenle jadi makin merasa bersalah karena merusak mood paginya.
“kok marah?”
“lagian bawel amat!”
Percakapan mereka terhenti disitu, sampai satu notifikasi chat dari handphone chenle berbunyi. Ia sedikit menoleh, ternyata lima pesan dikirim oleh mamah.
“siapa?”
“mamah”
“kenapa?”
Chenle membulatkan matanya terkejut saat membaca pesan dari mamahnya itu lalu menatap jisung dengan sama terkejutnya.