Bahagia kita yang buat

Dengan dua tas kresek digenggamannya, jisung masuk ke dalam rumahnya. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah chenle dengan sapu ditangan kiri juga kemoceng di tangan kanannya, omega itu sibuk menoleh kesana kesini melihat hal apa lagi yang harus dibersihkan atau mungkin hal apa yang harus ia mulai untuk bersihkan.

Jisung terkekeh gemas melihat penampilan chenle dengan apron yang terpasang apik ditubuhnya, sudah persis seperti pembantu kalau kata jisung.

“ngapain sih?” jisung menghampirinya, ia tertawa tidak henti apalagi saat melihat wajah chenle kentara menahan kesal.

“ya ... Lo liatnya gimana? Berenang? Udah jelas-jelas lagi bersih-bersih”

“santai dong, ngegas terus ...” si alpha itu berjalan menuju dapur dan menaruh barang belanjaannya di meja makan. Ia memasang apron barunya juga pada tubuhnya, sebenarnya ia baru pertama kali memakai ini hanya karena ingin menyelamatkan kaosnya dari noda saat memasak nanti.

Jisung kesusahan memasang apronnya, berkali-kali mencoba selalu saja kepalanya salah masuk atau tidak talinya yang mendadak tidak bisa terikat. Chenle melihat itu kemudian berlalu menghampiri alphanya sambil berdecak kesal.

Chenle ambil alih apron tersebut, lalu berjalan ke arah belakang jisung dan mengikat tainya dibelakang dengan apik sama sepertinya.

“lo udah dewasa masih aja ga bisa make ginian? Umur berapa sih lo?”

“20”

“kayak anak smp kelakuan lo”

Jisung mendengus sebal, lalu beralih pandang melihat ke arah rumahnya. Semuanya berantakan tapi tidak mungkin juga ia berikan semua tugas bersih-bersih pada chenle mengingat kandungannya sudah berjalan hampir dua bulan.

“le, lo mending pungut semua sampah deh terus udah langsung mandi aja”

“gue mau bersih-bersih!”

“ya ... Itu kan, pungut sampahnya terus buang ke tempat sampah”

Chenle mengernyitkan dahinya merasa tidak senang dengan pendapat jisung, “terus yang nyapu, ngepel sama lap kaca siapa?”

“gue lah, ya kali setan”

Jisung berjalan untuk membersihkan bahan-bahan makanannya agar selesai ia bersih-bersih nanti bisa langsung masak juga. Tapi, tiba-tiba kaos bagian bawahnya ditarik pelan oleh si omega yang sudah memberengut lucu.

“gue bilang gue mau bersih-bersih, berarti nyapu, ngepel, ngelap juga bodoh”

Jisung mengangkat alisnya sebelah, merasa bingung dengan permintaan ornag di depannya ini. Memang ada ya orang dengan sukarela ingin menjadi babu di rumah? Memang ngidam chenle hari ini aneh sekaligus menguntungkan sih

“ya, yaudah oke ... nanti bareng gue bersih-bersihnya biar rapi”

“ajarin gue, darimana gue harus nyapu?” chenle menyodorkan sapu yg dipegangnya tadi, tapi jisung malah mengambil kemoceng yang ditaruh omeganya di meja makan juga lalu menyodorkannya pada chenle dan mengambil alih sapunya.

“bersihin dulu atasnya baru bawahnya” ucap jisung sambil mencuci beberapa sayuran dan buah-buahan yang tadi dibeli, chenle menatap kemocengnya sebentar lalu tiba-tiba merentangkan kedua tangannya ke arah alphanya

Jisung menoleh, chenle ketawa kecil lalu berucap, “sambil gendong”

Alpha itu membulatkan matanya terkejut, pasalnya permintaan kali ini memang kelewat menyusahkan dirinya selain mencari bubur di jam hampir tengah malam. Jisung memijat pelipisnya karena pusing, tapi tetap saja ia turuti kemauan omeganya dengan menggedongnya di punggung lebarnya

Chenle tertawa keras, tawanya itu khas. Jisung jadi hapal semua hal tentang chenle karena satu tahun lebih mungkin sudah bersama— maksudnya, tinggal satu atap.

Bahagianya lepas, tawanya menguar memenuhi ruangan. Dengan omega itu digendongan alphanya, mereka saling bercanda satu sama lain tapi juga sambil beres-beres tak lama kemudian.

Hari libur jisung habiskan seharian dengan omeganya, rasa bahagianya ia rasakan kembali, walau lelah jauh lebih mendominasi diri namun dengan chenle semuanya seakan terhapus sampai nanti. Sampai ia percaya perasaannya, sampai ia menerima chenle dengan cintanya seutuhnya.

entah, tak tau kapan? tapi yang pasti akan

“pelan-pelan le, aduh gue takut banget anjing”

“Ngapain sih lo? Gue mau mandi ngapain dituntun gini, gue ga sakit kaki”

“ck, hati-hati!”

“iyaaa bawel amat!”