Alpha adalah kasta tertinggi dari status masyarakat. Mereka adalah kaum pembangun dan pemimpin, mereka tegas dan berani karena kasta tertinggi adalah orang yang disegani.
Seorang alpha yang dipegang adalah ucapannya dan tanggung jawabnya. Tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun dan kapanpun, mutlak adanya. Aturan tidak tertulis tapi berlaku di masyarakat.
Seperti salah satu alpha yang saat ini tengah duduk di dalam mobilnya di area parkir rumah sakit. Hampir 15 menit ia sudah berdiam diri disana, menunggu seseorang keluar dari dalam.
“chenle” badan alpha itu menegak dan tersenyum senang, buru-buru ia buka pintu mobilnya. Kedatangannya kesini adalah mempertanyakan ribuan pertanyaan di benaknya, salah satunya yang paling sederhana adalah mengapa nomernya diblock tanpa alasan?
Namun saat ia berhasil membuka pintunya, pandangannya melihat seseorang yang tidak asing menghampiri calon tunangannya. Badannya menegang, matanya membulat sempurna, serta jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
Itu adalah orang yang hidupnya dibuat hancur tanpa sadar oleh dirinya.
“jisung... Iya itu jisung, chenle?” sungchan mengurungkan niatnya, ia menutup kembali pintu mobilnya lalu memukul stir mobilnya keras, matanya perlahan berubah warna menjadi abu gelap, emosinya berada dipuncaknya.
“BANGSAT! alphanya chenle... itu jisung?” ia bawa pandangannya lagi ke arah jisung dan chenle yang sedang tertawa disana. Manik sungchan bergerak acak dan di detik berikutnya alpha itu tersenyum miring. Senyum yang mengerikan, siapapun pasti akan melemah saat menangkap auranya.
“oh... si brengsek itu jisung”