aduh men...
kalau boleh jujur, axel sebenarnya nggak ada keinginan berada di kondisi seperti sekarang. Nasi kuning yang seharusnya enak karena diisi berbagai macam lauk rasa rasanya hambar saat ini. Bagaimana tidak? mendengar jafran mengoceh sedari tadi membuatnya sudah kenyang tanpa harus menelan habis nasi kuning di depannya.
apalagi yang diceritakan cuman seputar gadis-gadis cantik yang ia temui, sedang ia dekati, atau hanya sekedar ia kenal.
Ya... kalian bisa menganggap laki-laki itu sebagai buaya darat cap kaki tiga alias asli bukan dibuat-buat, ditambah dengan tampang yang cakep dan kepribadian yang menyenangkan membuat laki-laki bernama lengkap Jafranzua Erlangga Putra itu menjadi salah satu manusia yang didambakan setiap orang.
“aduh bro... sheila cakep abis dah, gue mau deketin dia gimana menurut lu?”
axel terdiam sebentar, acara mengunyahnya pun ikut terhenti. Hatinya sedang bergemuruh saat mendengar pertanyaan yang sebenarnya ia tau sendiri nggak ada jawabannya.
“acel, lah malah bengong”
“ya terserah!” acel berbicara ketus, bukan merasa kesal jafran malah tersenyum sambil menunjukkan deretan giginya. Axel semakin kesal.
“gue deketin siapa tau jadi”
“kalau jadi mau lu pacarin?”
“menurut lu gimana?”
Axel menghela nafas kasar sambil berfikir kalau orang disampingnya ini hanya modal tampang doang kalau urusan deketin gadis padahal untuk nyali ia payah sekali.
“pikir sendiri lah udah gede, mau deketin cewek nanya gue mulu”
“aelah sensi amat lu, cemburu yak”
pertanyaan itu akan selalu hadir disaat sesi curhat jafran selesai, pertanyaan yang mungkin terlihat jelas, pertanyaan yang mungkin ia sendiri tau jawabannya akan seperti apa, pertanyaan yang merupakan fakta.